“Jangan
bilang demikian ! Leha takut kang mas.”
“Takut
apa sayangku ?”
“Takut
kebahagiaan rumah tangga kita terenggut ujian semacam itu. Sehingga kita
berpisah.”
“Tidak
perlu terlalu takut ! Kalau kita selalu berhati – hati dan waspada serta dzikir
dalam setiap langkah kita, isnyaalloh kondisi yang terbaik yang akan diberikan
kepada kita. Percaya dan ingatlah sayangku, bahwa ujian itu bukan saja kondisi
yang selalu menyedihkan dan menyakitkan. Kadang ujian itu berupa bertaburnya
kecukupan, bertumpuknya kemewahan dan keindahan. Orang sering lulus ketika di
uji dengan kesengsaran, dan sering tidak sanggup ketika diuji dengan aneka
anugerah kecukupan dan keindahan itu. Kalau ingin selamat dari ujian maka cara
yang tepat adalah dengan mendekatkan diri kepada dzat yang menimpakan ujian
itu. Alloh telah memberikan resep untuk menghadapi ujian itu sebagaimana
tertera dalam surat Al – Baqoroh ayat 152 dan 153 yang artinya : Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
“Leha
semakin tidak mengerti apa yang kang mas uraikan. Apa yang dimaksud ujian “berupa
bertaburnya kecukupan, bertumpuknya kemewahan dan keindahan itu ?” Bukankah ujian itu hanya berupa kesedihan ?”
“Menurut
konsep Al – Qur’an segala kondisi yang diberikan kepada kita ini ujian. Kondisi
sedih itu ujian dan kondisi yang menyenangkanpun juga ujian.”
“Kang
mas ini jangan mengada – ada ! Masak kondisi menyenangkan menjadi ujian juga.
Lazaimnya ujian itu ya kondisi yang menyedihkan dan menyakitkan. Apa ada dalil
didalam Al – Qur’an yang menjelaskan tentang ujian itu meliputi semua kondisi ?
Kalau ada tolong sampaikan kepada Leha kang mas ! Agar Leha tidak penasaran.”
“Tentu
ada sayangku. Yaitu tertera jelas dalam Surat Al – Anbiya’ ayat 35. Artinya : Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Jadi kita hidup ini
selalu dilingkupi ujian.”
Hati
Leha belum percaya benar arti surat Al – Anbiya’ ayat 35 itu. Ia masih berkeyakinan
bahwa ujian itu adalah kondisi yang susah. Kondisi yang menyakitkan. Kondisi
yang serba kekurangan. Sehingga tidak sanggup membeli apa yang dibutuhkan.
Bahkan ketika sakit untuk berobatpun tidak ada uang. Itu baru namanya ujian. Kondisi
yang menyakitkan itu memang pantas sebagai ujian. Kondisi yang menyenangkan
sama sekali bukanlah ujian. Tidak pantas dikatakan ujian. Kondisi senang lebih
pantas dikatakan anugerah. Begitu pikir Leha.
“Leha
belum paham tentang isi ayat itu. Kondisi jelek, sedih memang pantas dikatakan
ujian. Tapi kalau kondisi baik itu dikatakan ujian terdengar aneh. Lebih pantas
dan pas dikatakan sebagai anugerah kang mas.” Tanya Leha lirih.
_____________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentarnya !!!